BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergerakan nasional lahir dari penderitaan rakyat.
Bangsa Indonesia terbelakang disemua bidang. Mereka miskin, ekonominya dikuasai
bangsa asing. Pendidikan indonesiapun tertinggal sebahagian besar rakyat masih
buta huruf. Jumlah sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk
yang relatif banyak. Lagi pula tidak semua orang bebas memasuki sekolah. Rakyat
biasa hanya bisa memasuki sekolah rendah pribumi. Murid-murid hanya diajar
sekedar membaca, menulis dan berhitung, setelah tamat mereka hanya diangkat
sebagai pegawai rendah dengan gaji yang kecil atau sedikit.Pendidikan yang
memakai sistem barat hanya boleh diikuti oleh anak pegawai yang bergaji besar
atau banyak, anak bangsawan atau anak orang kaya. Rakyat tidak mempunyai tempat
untuk mengadu nasib. Penguasa-penguasa pribumi tidak berkuasa lagi. Raja-raja
dan para Bupati hanya memerintah sesuai kehendak Belanda. Bahkan, banyak
diantaranya dijadikan alat untuk menindas rakyat. Dalam keadaan seperti itu,
golongan pelajar tampil kemuka. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang
mendapat pendidikan Barat. Mereka mempelopori dan memimpin pergerakan nasional.
Mereka berjuang di berbagai bidang, ada yang berjuang di bidang politik,
ekonomi, maupun di bidang pendidikan. Tujuan perjuangan itu satu, yaitu
mencapai kemerdekaanbangsa dan tanah air.
B. Rumusan Masalah
Hal-hal yang kiranya dianggap perlu dalam mencapai
sebuah tujuan adalah pergerakan nasional Indonesia dalam mencapai kemerdekaan
Indonesia. Dalam makalah ini, kami akan berusaha membahas atau memaparkan
berbagai masalah yang berkaitan dengan pergerakan nasional Indonesia yang
dimulai dengan berdirinya organisasi-organisasi hingga perjuangan organisasi
tersebut dalam memprjuangkan kemerdekaan bagi bangsa indonesia.
C.
Tujuan
Mendeskripsikan perjuangan bangsa
Indonesia sesudah 1908.
D.
Manfaat
Untuk mengetahui perjuangan bangsa Indonesia sesudah
1908.
BAB
II
PEMBAHASAN
“Pergerakan
Nasional Indonesia”
A. Pengertian
Pergerakan
Nasional Indonesia memiliki pengertian sebagai berikut :
a) Pergerakan
Maksud
dari kata “Pergerakan” disini meliputi segala macam aksi dengan menggunakan
“organisasi” untuk menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Dengan
organisasi ini menunjuk bahwa aksi tersebut disusun secara teratur, dalam arti
ada pemimpinnya, anggota, dasar, dan tujuan yang ingin dicapai.
b) Nasional
Istilah
“Nasional” menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua aksi dengan organisasi
yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, budaya,
dan kultural.
B. Faktor-faktor yang mendorong
lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia ada dua yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
1.
Faktort
intern
a. Sejarah Masa lampau yang gemilang indonesia sebagai bangsa telah
mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya.kedua
kerajaan tersebut,terutama majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional
yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa
pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk dapat menikmati kebesaran itu.
Hal ini dapat menggugah perasaan nasoinalisme golongan terpelajar pada dekade
awal abad XX.
b. Penderiataan rakyat akibat penjajah. Bangsa Indonesia
mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis.Politik
devide et impera,monopoli perdagangan,sistem tanam paksa,dan kerja rodi
merupakan bencana bagi rakyat indonesia.penderitaan itu menjadikan rakyat Indonesia
muncul kesadaran nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang
persatuan.Atas praksara para kaum intelektual,persatuan itu dapat diwujudkan
dalam bentuk perjuangan yang bersifat modern.perjuangan tidak lagi menggunakan
kekuatan senjata tetapi menggunakan organisasi pemudah.
c. Pengaruh perkembangan pendidikan barat di Indonesia.
Perkembangan sistem pendidikan dimasa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan
dari politik etis. Ini berarti bahwa terjadinya perubahan di negeri jajahan
(Indonesia) banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda.
Tekanan datang dari Partai Sosial Demokrat yang di dalamnya ada van Deventer.
d. Pengaruh perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.
Perkembangan pendidikan di Indonesia juga masih banyak diwarnai oleh pendidikan
yang dikelola umat Islam. Ada 3 macam jenis pendidikan Islam di Indonesia yaitu pendidikan di surau atau langgar,
pesantren dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya
berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga
mulai disentuh. Usaha pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah dan
Kristenisasi tidak mampu meruntuhkan moral dan iman para santri. Tokoh-tokoh pergerakan
nasional dan pejuang muslim pun bermunculan dari lingkungan ini. Banyak dari
mereka menjadi penggerak dan tulang punggung perjuangan kemerdekaan. Rakyat
Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah satu unsur
penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional bercorak Islam akan sangat
mudah umtuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
e. Pengaruh perkembangan
pendidikan kebangsaan di Indonesia. Berkembangnya sistem
pendidikan barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi dalam
pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk
mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk
kaum pribumi. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab
bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak
generasi penerus yang terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya. Selain itu
sekolah tersebut terbuka bagi semua masyarakat pribumi dan tidak membedakan
dari kalangan manapun. Tokoh-tokoh pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan
antara lain Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan
Kesatrian School, dan Moh.Syafei mendirikan perguruan Indonesische Nederlandsche
School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam).
f. Dominasi Ekonomi Kaum Cina
di Indonesia. Kaum
pedagang keturunan nonpribumi, khususnya kaum pedagang Cina semakin membuat
kesal para pedagang pribumi. Puncak kekesalan kaum pedagang pribumi terjadi
ketika keturunan Cina mendirikan perguruan sendiri yakni Tionghoa Hwee Kwan
pada tahun 1901. Kekesalan tersebut diciptakan oleh Belanda untuk menimbulkan
rasa iri hati rakyat Indonesia kepada keturunan Cina. Cina diberi kesempatan
untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi kolektor pajak dari
pemerintah Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih agresif. Peristiwa itu
membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk
menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.
g. Peranan Bahasa Melayu. Di samping mayoritas beragama
Islam, bangsa Indonesia juga memiliki bahasa pergaulan umum (Lingua Franca)
yakni bahasa Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu berubah menjadi
bahasa persatuan nasional Indonesia. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan,
bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat
kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
h.
Istilah Indonesia sebagai Identitas Nasional. Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari
kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos (bahasa Yunani untuk
kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah
Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah
banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van
Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.
2.
Faktor
ekstern
a. Kemenangan Jepang atas
Rusia. Selama ini sudah menjadi suatu
anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol
superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu
ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan
bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan
Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah
Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional
di Indonesia.
b. Partai Kongres India. Dalam melawan Inggris di India, kaum
pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai
Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun
1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan
garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat
ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak
inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
c. Filiphina dibawah Jose
Rizal. Filipina merupakan jajahan Spanyol
yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul
sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan
mendirikan Liga Filipina. Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah
tanah terhadap penindasan Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana
membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam
perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah
gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang
ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah
air bagi para cendekiawan di Indonesia.
d. Gerakan Nasionalisme Cina. Dinasti Manchu (Dinasti Ching)
memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912. Dinasti ini dianggap dinasti
asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina. Masuknya
pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti
Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialis Barat. Oleh karena itu
muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang penguasa asing yaitu para imperialis
Barat dan Dinansti Manchu yang juga dianggap penguasa asing. Munculnya gerakan
nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 –
1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata
berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
e. Gerakan Turki Muda. Gerakan nasionalisme di Turki pada
tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan
Turki Muda. Ia menuntut adanya pembaruan dan modernisasi di segala sektor
kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi
pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan
modernisasi.
C.
Perkembangan
Pergerakan Nasional
Masa pergerakan nasional di
Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan.Masa
pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.
a)
Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi
Utomo, Sarekat
Islam, dan Indische
Partij.
b)
Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti
Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional
Indonesia (PNI).
c)
Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti
Parindra, Partindo, dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan,
organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.
1. Budi Utomo (BU)
Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin
Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye menghimpun dana pelajar (Studie
Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin ini bertujuan untuk
meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan dana.
Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei
1908 berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo.Organisasi Budi
Utomo artinya usaha mulia.Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai
politik.Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia
Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang
hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan
badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk
kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka
sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan
kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam
rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.
2. Sarekat Islam (SI)
Pada mulanya Sarekat Islam adalah
sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada
tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi
pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji
Islam.Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka
tidak memiliki anggota yang cukup banyak.Oleh karena itu agar memiliki anggota
yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada
tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI
(Sarekat Islam).Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti
H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam
berkembang pesat karena bermotivasi agama
Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya
Sarekat Islam adalah:
a. Perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b.Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya dan
c.Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
3. Indische Partij (IP)
IP didirikan pada tanggal
25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes
Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP ini dimaksudkan untuk
mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di
Indonesia.Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi
(diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda
campuran (Indo). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama
orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo
sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar
kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Di samping itu juga disadari betapa
pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indo, tidak akan mendapat tanggapan
rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumi putera. Perlu diketahui bahwa
E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran, ayah Belanda, ibu
seorang Indo.Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan yang
secara terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia
merdeka.Tujuan Indische Partij adalah untuk
membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP
menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar ‘De Expres’ pimpinan
E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan
cinta tanah air Indonesia.
Tujuan dari partai ini benar-benar
revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan
pemerintah kolonial.Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913. Saat itu
pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari
tangan Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga
oleh pemerintah Hindia Belanda.Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara
penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu
bangsa yang dia sebagai penjajahnya.Hal yang ironis ini mendatangkan cemoohan
termasuk dari para pemimpin Indische Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat menulis
artikel bernada sarkastis yang berjudul ‘Als ik een Nederlander was’, Andaikan
aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi Suryaningrat
ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De
Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?, berisi tentang
kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat
rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes Dekker turut mengkritik dalam
tulisannya di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto
Mangoenkoesoemoen Soewardi Soerjaningrat,
Pahlawan kita: Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat. Kecaman-kecaman yang menentang
pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische Partij ditangkap.Pada
tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda.Namun pada tahun 1914 Cipto
Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit.Sedangkan Suwardi
Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun
1919.Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki Hajar
Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa.E.F.E Douwes Dekker juga
mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan
Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940.
4. Perhimpunan Indonesia dan Manifesto Politik
Pada tahun 1908 di Belanda
berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Vereeniging.Pelopor pembentukan
organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa
lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R.
Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman
Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische
Vereeniging adalah untuk memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang
berasal dari Indonesia.Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti
Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan
Indische Vereeniging.Masuk konsep “Hindia Bebas” dari Belanda, dalam
pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri.Perasaan
anti-kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat
Woodrow Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada
negara-negara terjajah (The Right of Self Determination).Dalam upaya berkiprah
lebih jauh, organisasi ini memiliki media komunikasi yang berupa majalah Hindia
Poetra. Pada rapat umum bulan Januari 1923, Iwa Kusumasumantri sebagai ketua
baru memberi penjelasan bahwa organisasi yang sudah dibenahi ini mempunyai tiga
asas pokok yang disebut juga Manifesto Politik, yaitu:
a. Indonesia ingin menentukan nasib
sendiri,
b. Agar dapat menentukan nasib sendiri,
bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri, dan
c. Dengan tujuan melawan Belanda bangsa
Indonesia harus bersatu.
Kegiatan Indische Vereeniging
semakin tegas dan radikal, dan telah berkembang ke arah politik. Sejalan dengan
semakin meluasnya pemakaian nama Indonesische, dirasa perlu untuk mengubah nama
organisasi menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1924. Majalah Hindia
Poetra pun ikut berubah nama menjadi Indonesia Merdeka. Melalui rapat pada tanggal 3 Februari 1925 akhirnya Indonesische
Vereeniging diganti menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).Semboyan
“Indonesia Merdeka” sudah menjadi slogan meskipun mengatakannya dengan Bahasa
Belanda.Melalui media “Indonesia Merdeka” dan kegiatan internasional, dunia
internasional mengetahui aktivitas perjuangan para pemuda Indonesia.Berikut ini
kegiatan-kegiatan internasional yang diikuti oleh PI.
5. Partai Komunis
Indonesia ( PKI )
Partai Komunis Indonesia
(PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920.Berdirinya PKI tidak terlepas dari
ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti
Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social
Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914.
Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun,
Alimin, dan lain-lain.PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam
masyarakat.Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam
tubuh Sarekat Islam.Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada beberapa
faktor berikut.
a. Adanya kemelut dalam tubuh SI, di
mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan kepada cabang Sarekat Islam
lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam
SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus keluar dari SI.
Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
Setelah berhasil menyusup dalam
tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar.PKI berkembang pesat.Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI
berkembang pesat.
a.
Propagandanya yang sangat
menarik
b.
Memiliki pemimpin
yang berjiwa kerakyatan.
c.
Pandai merebut massa
rakyat yang tergabung dalam partai lain
d.
Sikapnya yang tegas
terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
e.
Di kalangan rakyat
terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.
Organisasi PKI makin kuat ketika
pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow.Ditambah dengan
tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin luas.Pada
tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat
sia-sia karena massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih
kacau. PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut
serta dalam pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang
pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar
biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak.
Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka
masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan
propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.
6. Partai
Nasional Indonesia ( PNI )
Berdirinya partai-partai dalam
pergerakan nasional banyak berawal dari studie club.Salah satunya adalah Partai
Nasional Indonesia (PNI).Partai Nasional Indonesia
(PNI) yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari
keberadaan Algemeene Studie Club.Lahirnya PNI juga
dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang kompleks.Pemberontakan
PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat untuk menyusun kekuatan baru dalam
menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir.
Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr.
Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat
karena didorong oleh faktor-faktor berikut.
a. Pergerakan yang ada lemah sehingga
kurang bisa menggerakkan massa.
b. PKI sebagai partai massa telah
dilarang.
c. Propagandanya menarik dan mempunyai
orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno).
Untuk mengobarkan semangat perjuangan
nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi sebagai pegangan perjuangan
PNI.Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional, dan
perbuatan nasional.Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia
merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu
self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap
pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah
marhaenisme.Kongres Partai Nasional Indonesia yang pertama diadakan di
Surabaya, tanggal 27 – 30 Mei 1928.Kongres ini menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a.bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b.bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional
a.bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b.bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional
2. Menetapkan garis perjuangan yang
dianut adalah nonkooperasi
3. Menetapkan garis politik memperbaiki
keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan sendiri, antara lain dengan
mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional, perkumpulan
koperasi, dan sebagainya.
7. Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PPPKI dibentuk di Bandung
pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarikat
Islam Indonesia ( PSII ), Budi Utomo, PNI Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum
Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan dibentuknya
PPPKI yaitu:
a.
Menghindari perselisihan
diantara anggota-anggotanya
b.
Menyatukan
organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia;
dan
c.
mengembangkan
persatuan kebangsaan Indonesia
.
Pembentukan organisasi PPPKI sebagai
ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih kelemahan dan keretakan.Berikut
ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan tesebut.
a. Masing-masing anggota lebih mementingkan
loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b. Kurangnya control pusat tehadap
aktivitas local
c. Perbedaan gaya perjuangan di antara
organisasi-organisasi PPPKI tersebut.
8. Partai Indonesia
(Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh
dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo
dan PNI Baru.Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun
1929.Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun
dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan
PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia
merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan nonkooperasi.
Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun
1932, setelah dibebaskan dari penjara.Namun, karena
kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat.Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936
Partindo bubar.
9. Partai Indonesia Raya
(Parindra)
Perjuangan radikal yang dilakukan
oleh PKI, PI, dan PNI mulai berakhir ketika pemerintah kolonial Belanda
melakukan penangkapan terhadap sejumlah tokoh PNI.Di samping itu pemerintah
kolonial di bawah Gubernur Jenderal de Jonge melakukan pengawasan yang ketat
terhadap organisasi-organisasi yang ada pada masa itu.Melihat kondisi tersebut,
para tokoh pergerakan mengubah garis perjuangannya.Dari yang semula radikal dan
nonkooperasi menjadi moderat dan kooperasi dengan menempatkan wakilnya dalam
volksraad.Salah satu organisasi yang bersifat moderat
adalah Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra
didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra
merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).Tujuan
Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah
insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun
nonkooperasi.Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi
yang dihadapi, jadi luwes.Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela
kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang
agar wakil-wakil volksraad semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan
dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah
Belanda.Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah
Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
10. Gerakan Rakyat
Indonesia (Gerindo)
Gerakan Rakyat Indonesia
(Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-orang bekas
Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin.Dasar dan tujuannya adalah nasional
dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama
dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain :
a.
Mencapai Indonesia merdeka
b.
Memperkokoh ekonomi Indonesia
c.
Mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
d.
Memberi bantuan bagi kaum pengangguran
11. Gabungan Politik
Indonesia (Gapi)
Pada tanggal 15 Juli 1936,
partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo Kartohadikusumo
mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan suatu
musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya
mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana
pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri sendiri.Namun usul
tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda.Adanya kekecewaan terhadap
keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa Moh.Husni
Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik Indonesia (Gapi).Berikut
ini ada beberapa alasan yang mendorong terbentuknya Gapi.
a. Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini
berisi permohonan agar diadakan musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan
Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia diberi pemerintahan yang
berdiri sendiri
b. Kepentingan internasional akibat
timbulnya fasisme.
c. Sikap pemerintah yang kurang
memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan Gapi adalah
menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga
Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen.Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan dengan
gigih. Akhirnya pemerintah Belanda membentuk komisi yang dikenal dengan nama
Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman. Tugas komisi ini adalah
menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan.Namun, setelah
melakukan penelitian, Komisi Visman mengeluarkan kesimpulan yang mengecewakan
bangsa Indonesia.Menurut komisi tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia
berkeinginan hidup dalam ikatan Kerajaan Belanda.Gapi menolak keputusan
tersebut, sebab dianggap hanya rekayasa Belanda dan bertentangan dengan
keinginan rakyat Indonesia.
12. Organisasi Keagamaan
Muhammadiyah adalah
organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November
1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan.Muhammadiyah berarti umat Muhammad atau pengikut
Muhammad. Dengan
nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan
pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai
adalah
a.
Memajukan pengajaran berdasarkan agama islam, dan
b.
Memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.
Dalam
rangka mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan
beberapa upaya berikut.
ü Mendirikan sekolah-sekolah
(bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan kurikulum yang modern.
ü Mendirikan rumah sakit
dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
ü Mendirikan rumah yatim piatu.
ü Mendirikan perkumpulan
kepanduan Hisbul Wathan.
Dalam perkembangannya, Muhammadiyah
menghadapi tantangan dari golongan Islam konservatif. Mereka melihat
Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan Barat sehingga khawatir
kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para ulama mendirikan
Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.Gerakan NU dipelopori oleh K.H. Hasyim Asy’ari.
Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk pemerintah kolonial
Belanda karena perjuangannya tidak bersifat konfrontatif(menentang).
Disamping Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi
kemajuan bangsa antara lain, berikut ini
a.
Jong Islamienten Bond, berdiri tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta.
b.
Nahdlatul Ulama (NU), berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di
Surabaya, Jawa Timur
c.
Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932 di Pacor, Lombok Timur.
13. Organisasi Pemuda dan
Wanita
Perkumpulan pemuda yang
pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo.Organisasi ini berdiri pada tanggal 7
Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr. Satiman
Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi kepemudaan yang
anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Perkumpulan
ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi,
bakti). Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya.
Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga
diberi nama Tri Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri
Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
1.
Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, diantara pemuda jawa,
sunda, Madura, Bali, dan Lombok
2.
Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk
ke-Indonesia. Keanggotaannya terbatas pada para pemuda jawa, sunda, Madura,
Bali, dan Lombok
Tri
Koro Dharmo memiliki asas-asas seperti berikut.
Ø Menimbulkan pertalian antara
murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan.
Ø Menambah pengetahuan umum bagi
anggota-anggotanya.
Ø Membangkitkan dan mempertajam bahasa
dan budaya Indonesia.
Di samping gerakan para pemuda, kaum
wanita juga tidak mau ketinggalan.Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini
dari Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang
didirikan sebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika yang didirikan atas
bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini bertujuan untuk memajukan pengajaran
terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana,
mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-malu yang
melampaui batas.
Perkumpulan Kautamaan Istri
didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada tahun 1916 di Sumedang,
Cianjur, dan tahun 1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug tahun 1918.Tokoh
Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika, seorang pengajar
Kautamaan Istri di tanah Pasundan. Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan
perkumpulan wanita yang benafaskan Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian
pada tahun 1914 menjadi bagian wanita dari Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Di
Yogyakarta selain Aisyah juga ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo,
yang mulai memasukkan perempuan ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah
emansipasi.Di samping R.A.Kartini dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang
tokoh wanita yaitu Ibu Maria Walanda Maramis dari Minahasa.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat
semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.Dengan berbagai tahap dan berkat
upaya serta partisipasi dari berbagai pihak yang telah membantu kami dalam
mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Bila ada kesalahan-kesalahan yang
kami buat dengan sengaja atau tidak sengaja, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya, dan tidak lupa pula kami membuka diri untuk menerima saran
dan kritik yang membangun sehingga makalah yang kami buat ini lebih mendekati
pada kesempurnaan.
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan oleh
penulis, dapat disimpulkan bahwa:
a. Pergerakan nasional Indonesia muncul
akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka dan penderitaan rakyat Indonesia
akibat penjajahan Belanda.
b. Organisasi-organisasi pergerakan
nasional muncul karena keinginan untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi
Indonesia.
c. Kemerdekaan yang dicapai Indonesia
saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh ataupun organisasi-orgnisasi
yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi sebuah kemerdekaan Indonesia.
B. Saran
Bangsa
Indonesia harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang dicapai dari proses
yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa hendaknya
kita melanjutkan perjuangan atau cita-cita para pejuang dalam pergerakan
nasional demi sebuah kemerdekaan yang sebenarnya.Dan menjadiakan hari esok
sebagai pembuktian lahirnya pemuda-pemuda pergerakan Nasional Indonesia yang
rela berjuang demi bangsa dan Negara. Dan para pemuda di Indonesia harus
membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat bersaing dengan Negara-negara yang
lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA
Sudiri,P.K.1993.Sejarah
Indonesia Baru Dari Pergerakan Nasional sampai Dekrit Presiden. Malang:
IKIP Malang.
Poeponogoro,D.dkk.1994.Sejarah Nasional Indonesia VI.Jakarta: Balai Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar